Halaman

Selasa, 29 November 2011

(Belajar EYD #1) Pemakaian Huruf Miring

Yuk teman-teman kita mulai lagi belajar tentang tata bahasa yang baik dan benar. Di sini saya mengambil ilmu dari teman-teman sehobi (penulis) tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas penggunaan EYD HURUF MIRING.

Cekidottttt ...

Diambil dari blognya Ila Rizky

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
  • Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
  • Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
  • Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.

Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
  • Huruf pertama kata abad adalah a.
  • Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
  • Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
  • Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.

Misalnya:
  • Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
  • Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
  • Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini. 
  • Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.

Misalnya:
  • Negara itu telah mengalami empat kali kudeta. 
  • Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.

Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar