Halaman

Jumat, 30 Desember 2011

Antologi Cerpen "Mozaik Kehidupan"




Judul: Mozaik Kehidupan
Penulis: AnisaAe Kepompong, Amri Evanti, Dee Dyantrik, Sri Hartanti, dkk
Tebal: iv + 166 Hlm
Harga : Rp. 38.000,- (belum termasuk Ongkir)
Penerbit : AG Publishing

Cara Pemesanan

Ketik MK#Nama Lengkap#Alamat Lengkap#Jumlah#No.Telp.
kirim ke 08197964001

---------------

SINOPSIS:

Matahari mulai terik tapi dia masih memandangku dengan matanya yang sayu dari balik kaca jendela. Nafsu makanku jadi sedikit berkurang mendapat pandangan darinya.

Tapi ketika kulihat senyumnya, dia seolah tak asing bagiku. Senyum itu adalah senyum yang sangat kurindukan...Sebenarnya siapa dia? Mengapa dia memandangiku terus? Mengapa senyumnya juga tak asing bagiku?
Temukan jawabannya dalam buku "Mozaik Kehidupan" ini.

Hidup adalah perjuangan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Pasti banyak kisah untuk mewujudkannya.

Para penulis kini berbagi kisah tentang kehidupan kepada kita. Semoga dapat memberi inspirasi bagi kita

Senin, 12 Desember 2011

Fokus Dalam Pencapaian

Di tanah yang lapang terdapat selembar kertas berwarna hijau. Setiap hari setiap waktu ia selalu diterpa oleh terik matahari. Kertas hijau itu tak pernah lalai dari incaran sinar matahari yang begitu dahsyat. Apa yang terjadi pada kertas itu jika senantiasa terkena terik matahari? Kusam, pudar.. yaa.. lama kelamaan kertas hijau itu akan kusam dan warnanya semakin memudar. Namun, bagaimana jika kita meletakkan LUP (kaca pembesar) di atas kertas hijau tersebut? Lain lagi ceritanya. Cahaya matahari akan terkumpul (terfokus pada satu titik) karena mengenai kaca pembesar tersebut untuk sampai pada kertas hijau. Reaksinya, kertas hijau tersebut akan terbakar.

Dari pelajaran kertas hijau dan sinar matahari tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa untuk mencapai titik kesuksesan, seseorang harus fokus. Fokus dalam melakukan usaha pencapaian suatu keberhasilan. Jika kita melakukan suatu pekerjaan dengan konsentrasi maka pekerjaan itu akan cepat selesai. Hayu ngaku, kalau garap PR disambi makan, PR nya tidak selesai-selesai kan?

Selamat sore, selamat berfokus dalam aktivitas..

Kamis, 08 Desember 2011

Sajak Senja

Awan-awan itu berarak menari riang
Semburat abu-abu menghiasi sudut-sudut putihnya
Hingga kini, tak ada hujan setetes pun yang datang
Sekedar mendinginkan hati dan sela pikiranku

Setitik rasa itu meneteskan semua rindu
Terpatri nama indahmu dalam untaian doa tulusku

Ya Allah ...
Selamanya jadikan ia penawar rinduku..

Sabtu, 03 Desember 2011

(Belajar EYD #5) Kata Depan

EYD #5. Kata Depan


Kata Depan (preposisi)
Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada , keluar, kemari, daripada, dll.
Misalnya:
  • Bermalam sajalah di sini. 
  • Di mana dia sekarang?
  • Kain itu disimpan di dalam lemari.
  • Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
  • Dia berjalan-jalan di luar gedung.
  • Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
  • Mari kita berangkat ke kantor.
  • Saya pergi ke sana kemari mencarinya.
  • Ia datang dari Surabaya kemarin.
  • Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
  • Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan: Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
  • Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
  • Dia lebih tua daripada saya.
  • Dia masuk, lalu keluar lagi.
  • Bawa kemari gambar itu. 
  • Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Kerancuan yang acapkali terjadi adalah pada kata “di”.
Contoh kalimat dengan penerapan yang salah :
“Gue di ledekin terus, nih, dikantor.”
Kata “di” pada frasa “diledekin” adalah awalan karena diikuti kata kerja, sehingga penulisannya harus disambung. Sedangkan pada frasa “di kantor” adalah kata depan, sehingga penulisannya harus dipisah.
Cara penulisan yang benar adalah :
“Gue diledekin terus, nih, di kantor.”
Semoga membantu, diambil dari berbagai sumber.

Jumat, 02 Desember 2011

(Belajar #4) Tanda Petik (" ") & Tanda Petik Tunggal (' ')


Tanda Petik (" ") & Tanda Petik Tunggal (' ')


Tanda Petik (" ")

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
  • Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia."
  • Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi."
  • "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
  • Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
  • Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
  • Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
  • Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

Catatan:

(1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata dia, "Saya juga minta satu."
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"

(2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si Hitam".

(3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.


Tanda Petik Tunggal (' ')

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Misalnya:
  • Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?"
  • "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya:
  • terpandai - 'paling' pandai
  • retina - 'dinding mata sebelah dalam'
  • mengambil langkah seribu - 'lari pontang panting'
  • 'sombong, - angkuh'
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing
Misalnya:  
  • feed-back - 'balikan'
  • dress rehearsal - 'geladi bersih
  • tadulako - 'panglima'
sumber :
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#J._Tanda_Petik_.28.22_.22.29

Kamis, 01 Desember 2011

Hari AIDS, Stop Free S*x!

01 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Kami disini sedang tidak ingin mengajak kalian semua untuk memperingatinya. Dulu setahu saya AIDS adalah penyakit "kualat" karena melakukan pergaulan yang luar biasa bebas, sex bebas artinya berhubungan sex sana-sini. Hii iiii ... saya ngeri ngebayanginya bahkan cenderung jijik kalau bicara sex bebas. Maka dari itulah dari dulu saya enggan untuk mempedulikan penderita AIDS karena pikir saya waktu itu penyakit yang mereka derita adalah kutukan dari perbuatan mereka sendiri. Hukum sebab akibat. Telisik punya telisik ternyata penyakit mematikan ini tidak hanya bisa ditularkan lewat hubungan kelamin. Penyakit AIDS bisa ditularkan dengan jarum suntik, menyentuh cairan tubuh menderita AIDS, ada yang menjadi korban kesalahan ketika transfusi darah atau karena orangtuanya adalah pengidap AIDS dan saya rasa masih ada media lain untuk menularkannya.


Saya jadi serba salah menanggapi penderita AIDS. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang untuk kita peduli pada para penderita. Bukankah mereka juga punya hak untuk hidup dan mendapat perlakuan yang layak seperti orang-orang lainnya. Seorang penderita AIDS pastilah pertama kali yang kita pikirkan adalah itu orang berganti-ganti pasangan dalam berhubungan badan. Berpikir positif saja mungkin ini adalah ujian dari Allah Ta'ala. Dimana setiap individu penderita AIDS sedang diuji kesabarannya.


Sebagai bentuk solidaritas, pita simpul merah menjadi lambang yang diciptakan oleh suatu komunitas yang peduli akan orang-orang yang mengidap penyakit AIDS ini. Mengapa harus pita berwarna merah? Merah sebagai warna darah dimana virus ini berkembang. Selain itu, merah sering dianggap memiliki gairah. AIDS adalah penyakit mematikan sehingga untuk menunjukkan solidaritas diperlukan simbol yang meningkatkan gairah hidup. Pita dipilih karena sederhana dan mudah dibuat.


Yukk teman-teman kita peduli dengan mereka. Jangan jauhi mereka namun jauhilah kegiatan haramnya yang merupakan pokok sebab adanya AIDS, sex bebas dan pergaulan bebas. 

Salam sayang ...^^

(Belajar EYD #3) Tanda Tanya (?) & Tanda Seru (!)



Tanda Tanya (?)
    1.     Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
        Misalnya:
  •         Kapan dia berangkat?
  •         Saudara tahu, bukan?
*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:

"Oke? Siap?"
"Tenang, rileks dan jangan sekali-kali nunjukin kalau kita sedang jelous! Oke?"

(Cewek, hal 78 )

"Oooh. Gitu, yaaa?"

(Cewek, hal 79)

    2.     Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
        Misalnya:
  •         Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
  •         Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.


Tanda Seru (!)

    Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
    Misalnya:
  •         Alangkah indahnya taman laut ini!
  •         Bersihkan kamar itu sekarang juga!
  •         Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
  •         Merdeka!

*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:
  • "Cepet bangun! Itu mereka!" desis Iwan.
  • "Nanti kami jagain!" tegas Evan.
  • "Ayo cepet! Cepet! seru Iwan tertahan