Halaman

Rabu, 14 Maret 2012

Buah Matoa dengan Sensasi Rasa Nano Nano

Matoa atau yang nama latinnya Pometia Pinnata merupakan tanaman khas Papua dan menjadi flora identitas Papua Barat. Pohon matoa tergolong pohon besar yang dapat mencapai ketinggian 50 meter dan memiliki batang yang keras. Umumnya, buah ini berbuah setahun sekali. Buah ini cocok ditanam di daerah yang bercurah hujan tinggi dan akan tumbuh baik di daerah yang tanahnya tidak mudah tergenang air. Memiliki daun majemuk berseling, bersirip genap, tangkai daun panjang ± 1 m, anak daun 4 - 13 pasang bentuknya bundar memanjang dengan tepi yang bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luar, kelopak bunga agak menyatu.

Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) atau seperti jambe yang biasa buat nginang mbah2, hehe... kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak (kalau masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum.

Uniknya buah ini adalah memiliki rasa yang nano-nano. Hemmm ... saya sendiri susah mendeskripsikannya. Buahnya unik, rasanya pun unik. Perpaduan antara rasa rambutan, durian dan kelengkeng. Satu buah matoa dengan buah matoa lainnya bisa saja memiliki rasa yang berbeda. Ada yang bilang rasanya seperti leci, ada juga yang bilang seperti buah durian, rambutan atau kelengkeng. Rasa buah matoa sulit untuk didefinisikan. Dominan rasanya manis dan bagi yang suka membuat ketagihan untuk mencicipinya lagi.

Buah ini tidak hanya ditemui di daerah Papua saja, buah ini telah menyebar ke segala penjuru karena mudahnya bertanam pohon matoa. Tidak memerlukan perawatan khusus untuk menanam pohon matoa. Jadi jangan heran jika Anda sedang jalan-jalan di Yogya dan mampir di Mirota Kampus menemukan buah ini. :-)

sumber gambar : http://forum.tamanroyal.com





Pohon Matoa di kebun kantorku

Pohon Matoa lagi di kebun kantorku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar